Inspirasi Desain Moncong Kereta Cepat dari Alam
Segala sesuatu di alam memiliki potensi untuk menjadi sumber inspirasi, bahkan dalam pengembangan teknologi kereta cepat. Ternyata, desain moncong kereta cepat yang lonjong dan hampir lancip ini terinspirasi dari bentuk paruh burung. Dr. Adhi Dharma Permana, seorang peneliti di Pusat Riset Teknologi Transportasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa untuk mencapai kecepatan tinggi, desain kereta cepat harus meminimalkan hambatan aerodinamika.
Adhi memberikan gambaran, jika kita mengeluarkan tangan dari dalam mobil yang sedang berjalan dan telapak tangan menghadap langsung ke arah angin, kita akan merasakan hambatan. Namun, jika kita miringkan telapak tangan, hambatan tersebut berkurang.
"Itulah sebabnya mengapa bentuk kereta cepat pada dasarnya sangat aerodinamis dan lancip. Desain seperti itu bertujuan agar kereta cepat dapat mengurangi hambatan udara saat bergerak," paparnya saat berbicara dalam acara Eureka! 'Kereta Canggih Dunia' pada Senin, 6 November 2023.
Ia juga menambahkan bahwa desain moncong kereta cepat terinspirasi dari paruh burung yang mampu menyelam ke dalam air untuk mencari makan. Sebagai contoh, kereta cepat Shinkansen di Jepang terinspirasi dari paruh burung kawasemi atau kingfisher.
"Paruhnya sangat lancip dan berfungsi untuk mengurangi hambatan di dalam air. Meskipun air dan udara memiliki densitas yang berbeda, prinsip dasarnya tetap sama. Oleh karena itu, bentuk ini diadopsi dalam desain kereta cepat untuk mengurangi hambatan sekecil mungkin," jelasnya.
Bentuk moncong Shinkansen yang menyerupai paruh kingfisher berhasil mengurangi tekanan udara sebesar 30%, menghemat 15% listrik, dan meningkatkan kecepatan kereta sebesar 10%. Selain aspek aerodinamika, desain moncong juga memperhatikan keamanan, berfungsi sebagai penyerap energi saat terjadi kecelakaan.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)