Peluncuran Satelit Satria-1 Membawa Akses Internet ke Daerah 3T Indonesia
Satelit Satria-1 telah berhasil mencapai posisi orbit 146 derajat Bujur Timur. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, satelit internet pemerintah ini dijadwalkan akan melayani masyarakat pada awal Januari 2024. Budi menjelaskan bahwa Desember ini satelit telah mencapai orbit, dan pekerjaan segmen darat sedang dalam proses, dengan harapan layanan kepada masyarakat dapat dimulai awal tahun depan.
Bakti Kominfo akan memanfaatkan Satria-1 untuk memberikan akses internet dengan fokus pada 37.000 titik fasilitas publik di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Lokasi-lokasi yang akan menerima akses internet dari Satria-1 telah disetujui dan diverifikasi oleh Bakti Kominfo bersama Kementerian atau pemerintah daerah yang terkait.
Menurut Menkominfo, akses internet dari satelit Satria-1 akan memberikan kecepatan sekitar 55 Mbps per titik. Kapasitas Satria-1 adalah sekitar 150 Gbps, yang akan dibagi ke sekitar 30 ribu titik dengan kecepatan tersebut. Hal ini dianggap penting mengingat luasnya wilayah Indonesia, dan teknologi satelit menjadi solusi yang efektif.
Setelah mencapai posisi orbit 146 derajat Bujur Timur, yang berada di atas wilayah Papua, Bakti Kominfo akan mempersiapkan segmen daratnya. Segmen darat ini termasuk instalasi Radio Frequency Gateway (RFGW) 13 meter dan Carrier System Monitoring (CSM) Satria-1 di 11 gateway atau stasiun pengendali di berbagai lokasi di Indonesia.
Satelit Satria-1 adalah satelit dengan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) pertama di Indonesia dengan total kapasitas 150 Gbps. Satelit internet pemerintah ini diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, AS, pada 18 Juni 2023, menggunakan roket SpaceX milik Elon Musk.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)