Gempa Kupang M 6.3 dan Dampaknya pada Wilayah NTT
Gempa dengan Magnitudo (M) 6.3 mengguncang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan berkat faktor geologis, kerusakan parah akibat gempa ini terhindari. Gempa ini terjadi pada Kamis (2/11) pukul 05.04 WITA dan dirasakan selama 2 hingga 5 detik, mendorong warga keluar dari rumah mereka.
Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa belum ada laporan dampak serius yang dihasilkan oleh gempa tersebut di wilayah tersebut.
Kepala Pusat Gempabumi BMKG, Daryono, mencatat bahwa gempa Kupang M 6.3 ini hanya menyebabkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan dan rumah di Kupang. Menurutnya, kerusakan ringan terjadi karena kondisi geologi di Kupang didominasi oleh batuan keras.
Gempa ini memiliki dampak bervariasi, dalam skala Modified Mercalli Intensity (MMI), dirasakan dengan intensitas IV-V MMI di Kabupaten Timor Tengah Selatan, serta III MMI di Rote, Waingapu, dan Alor. Sementara itu, Lembata dan Larantuka mengalami intensitas II MMI.
Berdasarkan laporan dari BMKG, getaran gempa mencapai VI MMI, yang dirasakan oleh semua penduduk, dan menyebabkan kepanikan yang menyebabkan sebagian bangunan mengalami kerusakan ringan, seperti jatuhnya plester dinding dan kerusakan cerobong asap pabrik.
Penjelasan Daryono tentang penyebab gempa Kupang mencatat bahwa gempa ini terkait dengan deformasi pada lempeng Australia purba di bawah Kupang. Ia menjelaskan bahwa ini mirip dengan jenis gempa "outer-rise," yang terjadi akibat pembengkokan lempeng subduksi yang mengarah ke laut, dan seringkali terkait dengan gempa besar antar-lempeng.
Menurut BMKG, hingga pukul 05.20 WIB, terjadi dua gempa susulan, yaitu pada pukul 04.28 WIB dengan Magnitudo 3.5 dan pada pukul 05.03 WIB dengan Magnitudo 3.4.
Walaupun kerusakannya tergolong ringan, BNPB mengingatkan pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan serta memeriksa kondisi bangunan yang mungkin terdampak oleh gempa. Mereka juga diingatkan agar tidak terpengaruh oleh informasi palsu atau hoaks yang sering muncul dalam situasi krisis pasca-gempa.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)