Satelit Satria-1 Menjangkau Titik Terdepan Indonesia dengan Layanan Internet
Satelit Satria-1 telah mencapai orbit pada posisi 146 derajat Bujur Timur setelah diluncurkan hampir empat bulan yang lalu dari Cape Canaveral, Florida, AS. Satelit ini akan memberikan akses internet gratis di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia. Namun, layanan ini tidak ditujukan untuk masyarakat umum, melainkan untuk fasilitas layanan publik seperti sekolah, puskesmas, pemerintah daerah, dan TNI-Polri di perbatasan.
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bertanggung jawab untuk mengoperasikan Satria-1, yang akan melayani 37.000 titik fasilitas publik di Indonesia.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso, menjelaskan bahwa Satria-1 telah sukses melewati proses Electrical Orbit Raising (EOR), di mana satelit bergerak secara berkala menuju orbit yang ditentukan. Selain itu, tahap penting lainnya adalah deployment ketiga antena satelit, yang juga telah berhasil dilakukan.
"Ujicoba komunikasi akan segera dimulai dan diharapkan selesai pada akhir November. Setelah itu, akan dilakukan uji coba keseluruhan untuk memastikan bahwa satelit dapat beroperasi sepenuhnya pada Desember 2023," kata Adi dalam keterangan tertulisnya.
Satelit Satria-1 menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) pertama di Indonesia dengan total kapasitas 150 Gbps. Kapasitas tersebut diharapkan akan mendukung program transformasi digital di Indonesia.
"Satria-1 akan menjadi sarana penting untuk menyediakan layanan internet di seluruh penjuru Indonesia setelah semua sistem terbukti berfungsi dengan baik," tambah Adi.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)