Konflik Pertambangan Nikel di Halmahera dan Suku Hongana Manyawa
Video yang viral menampilkan Suku Hongana Manyawa dari pedalaman Halmahera, Maluku, yang mendekati sebuah bulldozer di dekat tambang nikel telah menjadi perhatian serius bagi para aktivis. Mereka menggambarkan aksi penggusuran lahan ini sebagai 'genosida' terhadap masyarakat adat.
Di Halmahera, nikel kini menjadi komoditas yang sangat penting untuk pembuatan baterai mobil listrik. Pada saat pekerja tambang meratakan lahan, Suku Hongana Manyawa, yang disebut 'orang yang tinggal di hutan', muncul dengan senjata, menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap kedatangan orang luar ke wilayah mereka. Kejadian ini tercatat dalam video yang direkam oleh salah seorang pekerja tambang.
Namun, suku tersebut kemudian melarikan diri ketika mesin bulldozer mulai berjalan. Callum Russell, Asia Research and Advocacy Officer di Survival International, mengungkapkan, "Ini sangat mengejutkan karena kami tidak mengetahui bahwa sebagian hutan tersebut telah ditembus oleh perusahaan. Hal ini terjadi jauh lebih cepat dari yang kami perkirakan."
Suku Hongana Manyawa sebagian besar belum pernah bersentuhan dengan dunia luar, dengan perkiraan sekitar 300-500 anggota suku yang masih hidup tanpa pengaruh luar. Namun, sejak tahun 1980-an, sekitar 3.000 anggota suku ini telah mulai berinteraksi dengan masyarakat luar.
Penambangan dimulai di pulau tersebut pada tahun 2019 oleh Weda Bay Nickel, perusahaan yang sebagian dimiliki oleh perusahaan pertambangan Perancis, Eramet. Hal ini menimbulkan ironi, di mana Suku Hongana Manyawa, yang merupakan 'Masyarakat Hutan', menghadapi ancaman atas nama transisi hijau.
Weda Bay Nickel berpendapat bahwa konsesi pertambangan mereka jauh dari wilayah suku pedalaman. Namun, Survival International mengklaim bahwa mereka memiliki dokumen internal yang mengungkap bahwa perusahaan tersebut telah menugaskan antropolog untuk memperingatkan keberadaan orang Hongana Manyawa di dalam dan sekitar wilayah pertambangan mereka.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)