Penghentian Proyek Satelit HBS oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memutuskan untuk menghentikan proyek Hot Backup Satellite (HBS). Proyek ini awalnya dirancang sebagai langkah antisipasi jika terjadi masalah dengan satelit Satria-1, yang telah sukses diluncurkan ke orbit pada 18 Juni dan akan beroperasi mulai tahun 2024.
Keputusan penghentian proyek HBS ini didasari oleh rekomendasi dari Satgas Bakti Kominfo. Menurut Menkominfo Budi Arie Setiadi, tim Satgas memandang perlunya penghentian proyek tersebut. Detail teknis terkait alasan penghentian proyek dapat diperoleh dengan menghubungi Satgas.
Proyek HBS dimulai pada tanggal 19 Oktober 2021 dan pada Maret 2022, Kominfo menandatangani kontrak proyek HBS dengan Konsorsium Nusantara Jaya, yang merupakan gabungan dari beberapa perusahaan, termasuk PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.
Proyek ini melibatkan biaya investasi sebesar Rp 5.208.984.690.000 (Rp5,2 triliun), termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), untuk pengadaan infrastruktur HBS. Dana ini berasal dari dana universal service obligation (USO) yang disetorkan oleh penyelenggara telekomunikasi ke negara.
Satelit HBS merupakan kolaborasi besar dengan peran Boeing sebagai perusahaan manufaktur satelit, SpaceX sebagai penyedia roket peluncur, dan Hughes Network System sebagai penyedia solusi broadband bagi satelit HBS. Satelit ini memiliki kapasitas 150 Gbps dan direncanakan akan ditempatkan di orbit 113 Bujur Timur. Namun, proyek ini akhirnya dihentikan sebelum selesai.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)