Perjudian Online di Indonesia: Asal dan Perkembangannya
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi telah mengungkapkan bahwa negara-negara tetangga, seperti Kamboja dan Filipina, merupakan asal mula dari perjudian online yang saat ini beredar di Indonesia. Menurut Budi Arie, server-server perjudian online tersebut berlokasi di negara-negara tersebut.
Perjudian online telah menjadi bisnis besar di Indonesia, dengan perputaran uang yang mencapai triliunan Rupiah per tahun. Menurut perkiraan, nilai transaksi perjudian online mencapai Rp160 triliun sampai Rp350 triliun, yang menimbulkan keprihatinan di kalangan pejabat pemerintah.
Budi Arie Setiadi, yang menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, telah mengambil tindakan tegas untuk memberantas perjudian online selama tiga bulan masa jabatannya. Salah satunya adalah pemutusan akses terhadap 425.506 konten perjudian di ruang digital.
Menkominfo juga telah meminta penyedia layanan internet (ISP) dan operator seluler untuk meningkatkan upaya pemberantasan perjudian online dengan memastikan sinkronisasi sistem mereka dengan database situs yang berisi konten perjudian. Mereka juga diminta untuk segera menindaklanjuti permintaan pemutusan akses yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Kementerian Komunikasi dan Informatika juga melakukan pengawasan ketat di platform digital, termasuk memberikan teguran kepada Meta karena masih terdapat banyak konten perjudian online di platformnya. Meta merespons dengan menghapus lebih dari 1,65 juta konten perjudian dan 450.000 iklan perjudian yang melanggar kebijakan di Indonesia.
Budi Arie Setiadi menggarisbawahi bahwa upaya pemberantasan perjudian online tidak dapat berhasil tanpa kerjasama dari berbagai pihak, termasuk masyarakat. Peran aktif masyarakat dalam mendukung langkah-langkah anti perjudian online sangat penting dalam upaya pemberantasan penyakit masyarakat ini.
Sebelumnya, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, telah mencatat bahwa uang dari perjudian online banyak mengalir ke Filipina. Para bandar perjudian online mayoritas berada di luar negeri dan hanya membuka rekening di Indonesia.
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, juga mengungkap bahwa aliran dana terindikasi dari perjudian online mengarah ke beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Kamboja, dan Filipina, serta hingga ke negara-negara tempat pajak rendah.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)