Penghentian Proyek Satelit HBS oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memutuskan untuk menghentikan proyek satelit Hot Backup Satellite (HBS) sebelum peluncurannya. Awalnya, proyek HBS ini dibuat untuk mengantisipasi situasi darurat pada satelit Satria-1. Satria-1 sendiri telah berhasil diluncurkan pada pertengahan 18 Juni 2023 dan dijadwalkan akan beroperasi pada awal 2024.
Penghentian proyek HBS ini didasari oleh rekomendasi dari Satgas Bakti Kominfo. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa tim Satgas merasa perlunya menghentikan proyek ini. Terkait dengan detail teknis proyek dan alokasi slot orbit HBS, hal tersebut menjadi keputusan Satgas Bakti Kominfo.
Proyek satelit HBS telah dimulai sejak tahun 2022 oleh Kominfo. Proses pengadaannya dilakukan dengan cepat, hanya dalam satu tahun hingga tahap peluncuran. Proyek ini difinansikan melalui Badan Layanan Umum (BLU) Bakti dengan menggunakan dana universal service obligation (USO) yang merupakan 1,25% dari pendapatan kotor penyelenggara telekomunikasi.
Berbeda dengan Satelit Satria-1 yang menggunakan skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), Satelit HBS dibiayai langsung oleh Bakti Kominfo. Kontrak proyek dan jasa pengoperasian satelit HBS telah ditandatangani dan tendernya dimenangkan oleh Kemitraan Nusantara Jaya, yang terdiri dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.
Total biaya investasi untuk infrastruktur penyediaan satelit HBS mencapai Rp 5.208.984.690.000, termasuk PPN. Selain itu, biaya jasa pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur HBS senilai Rp 475.204.320.000, termasuk PPN, akan dikeluarkan setiap tahun selama masa operasi 15 tahun.
Proyek satelit HBS ini akan melibatkan Boeing dalam proses perakitan dan SpaceX, perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk, untuk meluncurkannya. Peluncuran satelit HBS dijadwalkan akan dilakukan pada Maret 2022. Meskipun bertindak sebagai satelit cadangan untuk Satria-1, Kominfo menyatakan bahwa satelit HBS ini akan membantu mengatasi kekurangan kapasitas satelit di Indonesia.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)