Kadar Gas Rumah Kaca Meningkat di Indonesia: Tantangan Terkait Perubahan Iklim
Indonesia menghadapi peningkatan kadar Gas Rumah Kaca (GRK), yang berdampak pada pemanasan global. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkap bahwa Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) di Bukit Kototabang, Sumatra Barat, mencatat peningkatan GRK.
GRK, termasuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), Dinitrogen oksida (N2O), dan Chlorofluorocarbon (CFC), diproduksi oleh berbagai aktivitas manusia seperti penebangan hutan, penggunaan bahan bakar fosil, pupuk ternak, dan penggunaan pendingin udara/AC.
GRK menjebak panas Matahari di bawah atmosfer Bumi, menyebabkan pemanasan global. Data menunjukkan peningkatan suhu global sebesar 1,2 derajat Celsius dengan tren yang semakin curam sejak tahun 1970. Sesuai Kesepakatan Paris, negara-negara diharuskan membatasi peningkatan suhu global menjadi 1,5 derajat Celsius.
Para ahli memperkirakan batas ini akan terlampaui antara tahun 2030 hingga awal 2050. Dwikorita menyarankan mengadopsi energi ramah lingkungan seperti listrik, surya, dan air, serta meningkatkan penghijauan sebagai langkah awal untuk mengatasi masalah GRK.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)