TikTok Berupaya Meningkatkan Keamanan Konten Pasca Konflik Israel-Hamas
TikTok telah meningkatkan kapasitasnya dalam mengatasi konten yang menyesatkan dan kekerasan, terutama setelah konflik Israel-Hamas. Dalam upaya uniknya, TikTok telah membentuk pusat komando yang terdiri dari tim global yang terdiri dari 40.000 ahli keamanan. Mereka berfokus pada ketangkasan dan keahlian global untuk menangani krisis semacam ini, dengan mempertimbangkan variasi dan sentimen regional.
Tujuannya adalah untuk memastikan respons TikTok tidak hanya cepat, tetapi juga peka secara budaya dan efektif secara global. TikTok juga memperkuat moderasi bahasa dengan merekrut lebih banyak moderator yang fasih berbahasa Arab atau Ibrani. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan konten berbahaya dengan lebih baik dan menyediakan sistem penyaringan yang lebih bernuansa yang mempertimbangkan seluk-beluk bahasa dan budaya yang mungkin terlewatkan oleh algoritma umum.
Tindakan ini diambil setelah seorang moderator menggugat perusahaan pada tahun 2021 karena mengalami trauma mental akibat pekerjaannya. TikTok telah merespons dengan memperluas dukungan kesejahteraan bagi para moderatornya.
Selain itu, TikTok juga mengambil langkah-langkah teknologi untuk memerangi informasi palsu dan konten sadis. Pengguna sekarang akan menemukan layar opt-in untuk konten yang melayani kepentingan publik, dan pembatasan telah ditetapkan pada siapa yang dapat melakukan Live untuk mengurangi penyebaran informasi yang salah.
Pada tanggal 7 hingga 15 Oktober, TikTok telah menghapus sekitar 500.000 video dan menghentikan 8.000 siaran langsung yang terkait dengan situasi Israel-Gaza. Ke depannya, TikTok akan memperkenalkan peringatan misinformasi dalam berbagai bahasa, mulai dari bahasa Inggris, Ibrani, dan Arab. Ini menunjukkan bahwa TikTok tidak hanya bereaksi terhadap krisis, tetapi juga merencanakan masa depan digital yang lebih aman bagi audiens globalnya.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)