Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan bahwa Indonesia berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan sudah merinci rencana pembangunannya sekitar tahun 2030.
Rohadi Awaludin, Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, menjelaskan bahwa saat ini pembangunan PLTN masih dalam tahap perencanaan awal. Pihak-pihak terkait seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah mulai berkomunikasi mengenai hal ini.
PLTN di Indonesia dapat memiliki dua tipe kapasitas, yaitu kapasitas kecil yang ditujukan untuk wilayah dengan populasi sedikit dan kapasitas besar yang dapat dibangun di wilayah perkotaan. Kapasitas besar ini dapat menghasilkan hingga 1.000 megawatt tenaga listrik, sementara kapasitas kecil dapat menghasilkan sekitar 100-200 megawatt atau bahkan kurang dari 100 megawatt.
PLTN memiliki beberapa kelebihan, termasuk stabilitas dan kesinambungan dalam produksi tenaga listrik. Penggunaan PLTN juga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga fosil, karena tidak menghasilkan emisi karbon dioksida. Ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060.
Pada Maret lalu, PT ThorCon Power Indonesia mengumumkan rencana pembangunan PLTN pertama di Indonesia dengan kapasitas 500 megawatt. Investasi sekitar Rp17 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan pembangkit nuklir ini. Reaktor nuklir akan dibangun di atas kapal di Korea Selatan dan kemudian diangkut ke Indonesia.
Setelah beroperasi, mungkin akan ada pembangunan pabrik reaktor nuklir di Indonesia, kemungkinan di Bangka Belitung atau Pulau Gelasa setelah tahun 2030.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)