Perkembangan Industri Game dan Preferensi Gamer Indonesia
Perkembangan industri game di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan jumlah pemain game yang terus bertambah. Namun, disayangkan bahwa mayoritas pemain lebih memilih bermain game kompetitif yang dikembangkan oleh perusahaan asing daripada produk dalam negeri.
Shieny Aprilia, Co-founder dan CEO Agate, mencatat bahwa selisihnya sangat besar. Saat ini, lebih banyak pemain yang cenderung memilih game kompetitif. "Market size-nya tuh jauh. Saya nggak punya angka pasti ya. Cuma jauh, lebih gede yang kompetitif. Cuma free to play untuk beli skin dan upgrade. Secara data kaya gitu. Extremely lebih gede yang free to play market," kata Shieny.
Meskipun begitu, Shieny menyebut bahwa dalam kategori hardcore gamer, yang biasanya membeli judul-judul premium, industri game single player Indonesia masih memiliki potensi untuk bersaing. Namun, banyak gamer kurang terbiasa membeli game, terutama jika harga cukup tinggi. "Terbiasa beli game murah. Playstation Rp 20 ribu mereka merasa udah beli, padahal itu bajakan. Kurang teredukasi sih menurut saya," ujarnya.
Agate tengah berusaha menarik perhatian gamer game kompetitif di Indonesia dengan berbagai inisiatif di balik layar, meskipun belum dapat mengungkapkan rinciannya. Tujuan mereka adalah menjadi top-of-mind di kalangan gamer tanah air. Saat ini, sebagian besar pendapatan Agate berasal dari luar Indonesia, terutama dari Eropa dan Amerika Utara.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)