Menghadapi Tantangan Kekeringan: Langkah-Langkah Pemerintah Indonesia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan tentang potensi kekeringan di Indonesia. Hal ini terkait dengan peningkatan suhu global yang sedang terjadi. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mencatat bahwa situasi kekeringan tahun ini sudah setara dengan yang terjadi pada tahun 2019.
Dwikorita menjelaskan bahwa kekeringan kali ini dipicu oleh fenomena iklim seperti El Nino dan Indoan Ocean Dipole (IOD), yang menyebabkan kurangnya curah hujan. Meskipun situasi ini serius, ia menegaskan bahwa kita baru berada di tahap awal.
Menurutnya, tren peningkatan suhu global sangat mencemaskan. Suhu telah naik hingga 1,2 derajat Celsius, dengan peningkatan yang semakin curam setelah tahun 1970. Dari perhitungan BMKG, potensi kekeringan masih akan berlanjut karena suhu rata-rata naik sekitar 0,3 derajat Celsius setiap 10 tahun.
Pemerintah Indonesia mengakui pentingnya menghadapi bencana iklim ini dengan tindakan segera. Ini melibatkan langkah-langkah seperti meningkatkan tampungan air untuk mengatasi musim kemarau yang kering dan musim hujan yang deras. Rencana termasuk pembangunan tambahan bendungan, embung, dan perawatan tambungan alam seperti danau dan situ.
Dalam dekade terakhir, pemerintah telah merencanakan tambahan 61 bendungan, dengan 36 di antaranya sudah selesai. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dengan lebih seringnya penanaman tanaman pangan. Jika program ini terealisasi, Indonesia akan memiliki total 300 bendungan pada tahun 2024.
Meskipun langkah ini penting, perbandingan dengan China mengungkapkan bahwa Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam hal infrastruktur air. China memiliki ribuan bendungan, sementara Indonesia baru akan memiliki 300 pada tahun 2024.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)