Kontroversi Pernyataan CEO Web Summit Mengenai Konflik Israel-Gaza
Konferensi teknologi bergengsi Web Summit, yang diadakan di Lisbon, Portugal, menjadi pusat perhatian setelah pendirinya, Paddy Cosgrave, mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait konflik Israel-Gaza. Cosgrave secara terbuka menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai kejahatan perang dan mengkritik pemimpin Barat yang dinilainya tidak cukup responsif terhadap situasi tersebut.
Perkataannya di platform X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menyebut bahwa tindakan balasan Israel terhadap Hamas, yang mengorbankan warga sipil, merupakan kejahatan perang. Cosgrave juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap banyak pemimpin Barat yang, menurutnya, tampaknya tidak tegas dalam menanggapi konflik ini, dengan pengecualian pemerintah Irlandia yang dinilainya bergerak tepat. Ia menegaskan bahwa kejahatan perang tetap kejahatan perang, bahkan jika dilakukan oleh sekutu, dan harus diungkapkan sepenuhnya.
Reaksi keras dari sebagian netizen terhadap pernyataan Cosgrave membuatnya memposting ulang kicauannya dengan penjelasan lebih lanjut. Ia mengakui kebijakan ekstrem yang diambil oleh Hamas dan menyebutnya menjijikkan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa Israel tetap harus beroperasi dalam kerangka hukum internasional. Perlu dicatat bahwa Cosgrave, yang berasal dari Irlandia, terkenal karena berbicara terus terang tentang pandangannya.
Kontroversi ini juga berdampak pada peserta Web Summit, terutama yang berasal dari Israel. CEO Taboola, Adam Singolda, secara terbuka mengumumkan bahwa ia tidak akan berpartisipasi dalam inisiatif Web Summit di masa depan dan tidak akan bekerja sama lagi. Selain itu, Yinon Costica, salah satu pendiri perusahaan keamanan siber Israel, Wiz, membatalkan partisipasinya dan mengajak para pemimpin teknologi senior untuk menyebarkan tagar #cancelwebsummit di media sosial.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)