Keberhasilan Mendeteksi Ikan Purba Coelacanth melalui eDNA
Peneliti di Indonesia telah berhasil mendeteksi ikan purba Coelacanth yang sangat langka menggunakan metode environmental DNA (eDNA). Coelacanth adalah spesies ikan yang sangat terancam punah, dan sebelumnya, ilmuwan hanya dapat mempelajarinya dari spesimen yang telah ditangkap dan mati.
Menurut Onny Nurrahman Marwayana, seorang Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), pendeteksian ikan purba ini terjadi pada periode 2017-2019.
Teknik yang digunakan melibatkan pengambilan sampel eDNA dari perairan Manado, Sulawesi Utara, dan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Riset ini adalah contoh bagaimana teknologi molekuler dapat digunakan dalam penelitian ekologi pada ekosistem laut dan daratan.
eDNA, atau environmental DNA, adalah materi genetik yang ditemukan di berbagai lingkungan, termasuk perairan dan daratan, yang dapat diambil sebagai sampel dan dianalisis menggunakan metode molekuler. Metode ini mulai diterapkan sejak awal tahun 2000-an dan memiliki banyak potensi, termasuk dalam biomonitoring, deteksi spesies, dan penjelasan interaksi spesies tumbuhan dengan polinatornya serta pola makan hewan tertentu.
Lebih lanjut, eDNA juga dapat digunakan untuk mendeteksi invasif spesies dan melacak keberagaman hayati yang hilang di suatu ekosistem.
Onny mengungkapkan bahwa sampel awal diambil dari zona mesopelagik, yang merupakan zona di kedalaman 200 hingga 1000 meter di laut. Melalui serangkaian tahap pengambilan sampel air, filtrasi, ekstraksi DNA, amplifikasi, dan sekuensing DNA untuk perbandingan dengan referensi, hasil penelitian memastikan bahwa jenis ikan Coelacanth yang mereka cari telah terdeteksi.
Sejarah penangkapan Coelacanth hidup pertama kali bukan di Indonesia. Ikan ini, yang bentuknya hampir tidak berubah selama 420 juta tahun, pertama kali tertangkap hidup-hidup di lepas pantai kota pelabuhan London Timur pada tahun 1938. Penemuan ini kemudian diikuti oleh penangkapan beberapa spesimen hidup lainnya di lepas kepulauan Komoro pada tahun 1950-an, yang memastikan bahwa Coelacanth belum punah.
Hasil riset oleh para ahli juga mengungkap bahwa Coelacanth betina dapat mencapai kematangan seksual hingga usia 50-an dan dapat hamil selama lima tahun. Sementara itu, ikan jantan matang secara seksual di usia 40-69 tahun.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)