Ancaman Siber dari China Terhadap Negara-Negara Asia Pasifik
Operasi mata-mata siber yang diduga dilakukan oleh China tidak hanya menyasar Amerika Serikat, tetapi juga beberapa negara di Asia Pasifik, termasuk mitra dagang strategis seperti Indonesia.
Dalam Microsoft Digital Defense Report 2023, terungkap bahwa kampanye siber yang didanai oleh pemerintah China mencerminkan upaya dari Partai Komunis China (PKC) untuk memperluas pengaruh global dan mengumpulkan intelijen. China bahkan tidak ragu menargetkan mitra strategisnya.
Saat China memperluas pengaruhnya melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI), para pelaku ancaman siber yang terkait dengan China secara bersamaan melakukan operasi siber di seluruh dunia, termasuk entitas swasta dan publik.
Mereka cenderung menargetkan negara-negara yang sejalan dengan strategi BRI dari Partai Komunis China, termasuk Malaysia, Indonesia, dan Kazakhstan, serta melakukan spionase ekonomi atau pengumpulan intelijen di kementerian luar negeri di berbagai wilayah dunia.
Microsoft menyoroti bahwa pengumpulan informasi intelijen ini terutama terkait dengan negara-negara yang memiliki kepentingan di Laut China Selatan.
Microsoft Threat Analysis Center investigations juga mencatat berbagai negara yang menjadi target operasi mata-mata siber oleh China, termasuk Taiwan, Malaysia, Filipina, Indonesia, Brunei, Singapura, dan Vietnam.
China tampaknya fokus pada Taiwan, tetapi juga memperlihatkan ketertarikan pada rencana, niat, dan kemampuan negara-negara tetangganya. Microsoft mengidentifikasi lima kelompok yang diduga disponsori oleh China dalam kampanye ini.
Kelompok ancaman utama di wilayah Laut China Selatan adalah Raspberry Typhoon dan Flax Typhoon. Raspberry Typhoon menargetkan berbagai entitas, termasuk kementerian pemerintah Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan entitas militer.
Flax Typhoon, di sisi lain, menargetkan infrastruktur penting Taiwan, termasuk sektor IT dan kesehatan, serta kontraktor yang bekerja dengan pemerintah AS. Mereka sering mengumpulkan informasi target, mengeksplorasi kerentanan, dan menggunakan solusi VPN khusus untuk mempertahankan akses di jaringan korban.
China juga telah menuduh AS melakukan operasi mata-mata siber terhadap mereka. Ini menciptakan ketegangan dalam hubungan kedua negara, dengan masing-masing pihak menyalahkan yang lain terkait dengan keamanan internet dan spionase ekonomi.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)