Fokus Pemerataan Konektivitas Digital untuk Pendidikan di Indonesia
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) telah memprioritaskan upaya pemerataan konektivitas digital untuk sektor pendidikan di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama BAKTI Kominfo, Fadhilah Mathar.
Fadhilah mengklarifikasi bahwa setelah melakukan pemerataan infrastruktur digital, langkah selanjutnya adalah meningkatkan kapasitas konektivitas digital untuk sektor pendidikan di Indonesia. "Yang penting sekolah di Indonesia terjangkau dulu, ke depan seiring peningkatan dari kebutuhan mereka, sambil kita lakukan teresterialisasi dan meningkatkan kapasitas," kata Fadhilah.
Fokus pemerataan infrastruktur digital yang dikerjakan oleh BAKTI Kominfo berpusat pada empat sektor layanan publik, termasuk sektor pendidikan, kesehatan, pemerintah desa, dan pos-pos TNI, Polri, atau sektor keamanan, terutama di wilayah perbatasan.
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki karakteristik geografis yang khas dan tantangan tersendiri. Fadhilah mengatakan, "Jadi, kita tahu betul bahwa Indonesia ini kan negara kepulauan, apa yang kita alami untuk menyelesaikan digitalisasi yang meliputi seluruh wilayah di Indonesia itu juga dialami oleh negara-negara kepulauan yang lain."
Oleh karena itu, untuk negara kepulauan seperti Indonesia, pemerataan infrastruktur digital memerlukan solusi yang berbeda dalam penerapan teknologi untuk konektivitas digital, berbeda dengan negara daratan. Fadhilah menjelaskan bahwa penggunaan teknologi serat optik akan cepat terjangkau untuk negara daratan, sementara negara kepulauan, seperti Indonesia, menghadapi biaya tinggi untuk sistem komunikasi kabel laut (SKKL).
Fadhilah menyimpulkan bahwa sejumlah solusi harus digunakan, yang merupakan kombinasi dari berbagai teknologi, bukan hanya solusi serat optik, meskipun itu merupakan yang paling cepat dan mendukung 5G saat ini.
Sebelumnya, BAKTI Kominfo telah meluncurkan Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) pada Juni 2023 dengan kecepatan internet sebesar 150 Gbps. Satelit ini bertujuan memenuhi kebutuhan akses internet sekitar 50.000 titik pada 4 sektor layanan publik di daerah 3T di Indonesia. SATRIA-1 akan terhubung dengan 11 stasiun pengendali bumi yang tersebar di Indonesia pada Desember 2023 dan memenuhi konektivitas internet di Indonesia pada awal 2024.
Tinggalkan komentar
Alamat email kamu tidak akan ditampilkan
Komentar (0)